-Ir. Edy Susanto. MM. (Kepala BBPLK Semarang)
Semarang – Kamis, 13 Agustus 2020.
Fashion merupakan kebutuhan yang diperlukan setiap hari bagi setiap orang.
Namun memasuki bulan Maret 2020 bagaikan runtuhnya meteor kebumi, muncul Pandemi Covid-19 serasa meluluhlantakan sendi kehidupan. Bidang kesehatan, ekonomi serasa lumpuh termasuk kebutuhan Fashion. Pelaku fashion Indonesia mengalami penurunan penjualan sekitar 70 persen.
Dengan terjadinya pandemi Covid-19 selama lima bulan ini orang dihadapkan dengan tatanan kebiasaan kehidupan baru terutama tatanan kebiasaan kehidupan terkait dengan kesehatan dan ekonomi.
Memasuki tatanan kebiasaan kehidupan baru ini ternyata pelaku usaha mikro dan kecil utamanya untuk makanan dan kebutuhan barang kesehatan/ masker justru mengalami kenaikan sekitar 30 persen.
Seperti kita ketahui bahwa insan Fashion adalah insan yang kreatif, inovatif, adaptif dan kolaboratif.
Pelaku fashion harus kerja ekstra juga harus mampu membuat produk yang dibutuhkan dimasa kini. Design pun harus bisa dipadupadankan dengan koleksi fashion yang ada.
Untuk memasuki tatanan kebiasaan kehidupan baru maka perlu adanya Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang kreatif, inovatif dan adaptif. SDM yang demikian dapat terwujud melalui pelatihan vokasi ( skilling dan up skilling ).